-->

Materi AIJ XII TKJ - Konfigurasi dan Perbaikan Load Balancing

 


Kompetensi Dasar

  • Mengevaluasi Load Balancing
  • Mengevaluasi Permasalahan Load Balancing 
  • Mengkonfigurasi Load Balancing
  • Memperbaiki Konfigurasi Load Balancing

Pengertian mendasar, Load Balancing adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi. Load balancing digunakan pada saat sebuah server telah memiliki jumlah user yang telah melebihi maksimal kapasitasnya. 

Load balancing juga mendistribusikan beban kerja secara merata di dua atau lebih komputer, link jaringan, CPU, hard drive, atau sumber daya lainnya, untuk mendapatkan pemanfaatan sumber daya yang optimal. Walaupun pada penggunaan Teknik Load Balancing menggunakan 2 link yang digunakan bersama, tetapi perlu diperhatikan  bahwa load balancing tidak akan menambah besar bandwidth yang diperoleh, tetapi hanya bertugas untuk membagi trafik dari kedua link bandwidth tersebut agar dapat terpakai secara seimbang dan saling mendukung. 

Infrastruktur web tanpa load balancing mungkin terlihat seperti berikut:


Dalam contoh ini, user terhubung langsung ke server web, di yourdomain.com. Jika server web tunggal ini macet, user tidak lagi dapat mengakses situs web. Selain itu, jika banyak pengguna mencoba mengakses server secara bersamaan dan tidak dapat menangani beban, mereka mungkin mengalami waktu yang lambat atau mungkin tidak dapat terhubung sama sekali.

Kegagalan ini bisa dikurangi dengan memasukkan Load balancer dan setidaknya satu server web tambahan di backend. Biasanya, semua server backend akan memasok konten yang identik sehingga pengguna menerima konten yang konsisten tanpa menanggapi server mana yang meresponsnya. Tanpa server yang meresponsnya.


Pada contoh di atas, user mengakses Load balancer, yang meneruskan permintaan pengguna ke server backend, yang kemudian merespons langsung permintaan user. Dalam skenario ini, titik kegagalan sekarang adalah Load balancer itu sendiri. Hal ini dapat dikurangi dengan memperkenalkan Load balancer kedua, tapi sebelum kita membahasnya, mari jelajahi bagaimana Load balancer bekerja.


Fungsi load balancer

  1. Menginterupsi traffic jaringan yang diarahkan ke sebuah situs
  2. Membagi jaringan menjadi permintaan individu dan menentukan server yang akan menerima permintaan individu
  3. Memonitor server yang ada serta memastikan server server tersebut merespon grafik jika sebuah server mengalami kegagalan maka ia tidak akan digunakan lagi
Algoritma load balancing

  • Round Robin

Algoritma ini membagi beban secara bergiliran dan berurutan dari satu ke server ke server lain sehingga membentuk putaran

  • Ratio

Radio atau rasio sebenarnya merupakan parameter untuk masing-masing server yang akan dimasukkan ke dalam sistem balancing. Server dengan rasio terbesar di beri beban besar begitu juga server dengan rasio kecil akan lebih sedikit mendapatkan beban.

  • Fastest

Algoritma ini melakukan pembagian beban dengan mengutamakan server server yang memiliki respon paling cepat.

  • Least connection

Algoritma ini akan melakukan pembagian beban berdasarkan banyaknya koneksi yang sedang dilayani oleh sebuah server

TIPE LOAD BALANCER

Dalam dunia load balancing, ada dua pilihan untuk dipertimbangkan ketika kita merancang solusi load balancing. Pilihan solusinya adalah menggunakan load balancing perangkat lunak atau perangkat keras. Setiap pilihan memiliki persyaratan, kelebihan, dan kelemahan tersendiri.

  • LOAD BALANCING PERANGKAT LUNAK

Pada tipe ini, load balancing berjalan di sebuah PC/server dan aplikasi load balancing diinstal dan perlu dikonfigurasi sebelum dapat berfungsi.

  • LOAD BALANCING PERANGKAT KERAS

Pada tipe ini, load balancing berjalan di device atau alat yang sudah disiapkan dari pabrik dan siap digunakan. Tipe load balancing perangkat keras banyak digunakan karena kemudahannya.